“Jangan datang lagi ke sini. “Kenapa? Bokep mama Wanita ini benar-benar seorang maniak. Aku diberi sebuah kamar, lengkap dengan tempat tidur, lemari pakaian dan meja serta satu kursi. Dua kali dalam seminggu, aku selalu datang ke club itu. Tapi siapa yang menyangka kalau ternyata kehidupan di kota besar, justru lebih keras dan pada di desa. Keputusasaan mulai menghinggapi diriku. Dan tentu tidak sendiri saja, tapi bersama Nyonya Wulandari. Entah bagaimana cara mereka mencari uang, hingga bisa kaya raya seperti ini.Tapi memang nasib, rejeki, maut dan jodoh berada di tangan Tuhan. Dan membiarkannya tergeletak di lantai.Mataku seketika jadi nanar dan berkunang-kunang. Tapi tampaknya semua pembantu di rumah ini sudah tidak asing lagi. Entah sudah berapa kilometer aku berjalan kaki. Bahkan Nyonya Wulandari menjilati tetesan darah yang ke luar dari luka di bahu dan dadaku, akibat gigitan giginya yang cukup kuat.Dan dia jadi semakin liar, hingga pada akhirnya wanita itu memekik cukup keras dan tertahan
