Aku berlutut lagi dan kini yang menjadi sasaranku adalah pahanya. Bokep mama Pemilik radio itu namanya Bapak Damian. Tapi aku mencoba bersikap biasa aja. “Hati2 pak”, sambungku lagi. Masang headphone di telingaku. Tangan kirinya mencengkeram tangan kiriku yang bermain di teteknya dengan sangat kuat. Pengen rasanya menyentuh, meremas, mengulum putingnya. Tapi aku mencoba bersikap biasa aja. Tangan kanan Mbak Titis mencengkeram tembok. Mbak Titis terus saja menghisap penisku. Tanpa berganti posisi aku percepat gerakanku. Aku tidak terlalu khawatir dengan suaraku karena ruang produksi di desain kedap suara. Mbak Titis terus menerus meracau. Akhirnya aku diam saja membiarkan Mbak Titis bermain dengan penisku. Gimana ga banyak coba… Kulihat Mbak Titis masih tetap mengulum penisku dan menghisap semua mani yang ku keluarkan. “Ahh.!” Mbak Titis berteriak kecil. “Mbak… Sshh… Sshh… Mau kkeluar Mbak…”, kataku setengah mendesis. Mukaku langsung terasa panas. Rasanya geli banget. Oughh… Jilatannya menimbulkan sensasi yang luar biasa yang membuatku meregang menahan kenikmatan.
