Lihatlah, masak ia begitu berani tadi menyentuh kepala Junior saat memijat perut. Bokep mom Alamak.., jauhnya. Oh.., aku hanya dapat menunduk, melihat kakinya yang bergerak ke sana ke mari di ruangan sempit itu. Masih melongo.“Itu jendelanya dirapetin dikit..,” katanya lagi.“Ini..?” kataku.“Ya itu.”Ya ampun, aku membayangkan suara itu berbisik di telingaku di atas ranjang yang putih. Keberuntungankah? Dadaku berguncang. Masak tidak ada yang bisa dibicarakan. Masih terasa tangannya di punggung, dada, perut, paha. Ah masa bodo. Sesekali tangannya nakal menelusup ke bagian tepi celana dalam. Ia tidak lagi dingin dan ketus. Tetapi sejak tadi aku tidak melihat wanita yang lehernya berkeringat yang tadi mengerlingkan mata ke arahku. Daripada suntuk diam di rumah, tadi malam aku menyelesaikan kerjaan yang masih menumpuk.Kerjaan yang menumpuk sama merangsangnya dengan seorang wanita dewasa yang keringatan di lehernya, yang aroma tubuhnya tercium. Aku masih ingat sepatunya tadi di angkot. Dipijat seperti ini lebih nikmat diam meresapi remasan, sentuhan kulitnya.




















