Kami biasa main gendong-gendongan dari belakang. Bokep mom Jadi, rupanya, selama ini, Nenek melakukan ritual ‘cabut jembut’, hal yang tentu saja memberiku andil yang cukup besar kelak di kemudian hari, hingga menjadikanku bereputasi sebagai balita tercabul di kota kami. Aku tercekat, begitu menyadari dan tahu benda yang terpampang di hadapanku. Ini benar-benar gawat dan bencana bagiku. Rasa penasaran menuntunku berani memperhatikan payudara Mbak Sekar lebih dekat. “Itu apa Mbak?” tanyaku polos, saat melihat kain kecil tersumpal di dalam kutangnya yang sebelah kanan. Setelah agak mampu menguasai diri, meski tak sepenuhnya, kembali perhatianku ku tumpahkan ke aktivitas Nenek. Akupun, dengan iseng mencoba mengelus-elus bulu-bulu kemaluan Nenek, yang menurutku tak seberapa banyak di banding luasnya’lahan’, sehingga lebih tepat bila ku analogikan seperti bukit tandus yang di tumbuhi beberapa batang ilalang. “Itu apa Mbak?” tanyaku polos, saat melihat kain kecil tersumpal di dalam kutangnya yang sebelah kanan.
