ohh” Lidahku terus menerobos liang kemaluannya dan masuk sedalam-dalamnya.Aku semakin gelagapan susah bernapas karena kemaluan Mbak Narsih begitu ketat menekan mulut dan hidungku. asyiik!“Eh Dik Wawan sudah punya pacar belum?” tanya Mbak Narsih memecah kesunyian.“Eh.. Bokep mama anu.. Aku semakin semangat bermain-main dengan bukit kecil di selangkangannya. “Aku sayang kamu Dikk..” bisik Mbak Narsih di telingaku dengan mesra. Luar biasa! Ha.. Mbak Narsih masih menindihku dan batang kemaluanku masih erat terjepit dalam liang kemaluannya. ouch..” Kudengar Mbak Sum berbisik pelan sekali ditelingaku dengan napas yang semakin memburu.“Ayo lepaskan celanamu itu Dik..” bisiknya lagi.Dengan hati berdebar keras membayangkan apa yang akan terjadi kuturuti permintaan Mbak Narsih. pikirku.“Sorry ya Dik.. Dikulumnya lagi batang kemaluanku yang semakin berdenyut hingga hampir seluruhnya masuk ke dalam mulutnya.
