Sebaiknya suruh saja ia pulang” ujar Sabrina melongok ke luar jendela melihat anak itu tengah duduk tersandar di teras belakang dengan baju basah kuyub oleh keringat. Bokep mom Kami berdua tak lagi berkata satu sama lain. “ARRGGGHHHHHHHH!!!!!….” giliranku yang terpekik kuat. Kapok! Keluhku saat berusaha memakai celana dalamku. Mana mungkin aku hidup tanpa dirinya. Kedua gadis itu seakan merupakan pilar bagi Bank ini. Dan ia ingin memiliki diriku secara total bukan hanya menginginkan tubuhku semata. Umpatku dari kejauhan.Dan kuyakin ia semakin panik karena kehilangan jejakku dan seperti kemarin setelah ini ia akan mencariku ke sana kemari tanpa arah tujuan yang jelas. Sebenarnya aku joging pagi ini juga ada kaitannya dengan dia. “Iya deh mang. Dari cara bicaranya aku tahu itu bukan keramahan yang ia buat-buat. “Nah sudah lega, kan?” tanya Lidya ketika pelukan mereka terpisah dan disambut anggukan Sabrina.Lidya senang melihat sebuah senyum kebahagiaan mengembang dari sahabatnya itu. “Mangg cepetan entot Sabrina” ujarku
