Aku mulai tidak sabar. Bokep mama Aku memandangnya.Matanya terpejam. Merasakan bentuknya. Benar-benar basah. Aku melirik sedikit ke arah dia. Dia memegang tanganku. lagi. lagi. Untung aku ada sweater yang bisa menutupi si “burung” nakal. Asap bus benar-benar menyesakkan. Tangan kananku yang nganggur kemudian memimpin tangannya ke penisku yang sudah tegang. Kemudian dia seperti terkejut dan kemudian menarik tangannya dan kemudian melipatnya di depan dada. Ya iyalah. Tepat setelah aku lulus dari kuliah, aku mendapatkan kerja yang cukup nyaman di sebuah perusahaan telekomunikasi cukup besar daerah Jakarta Selatan. Celana itu aku pegang elastisnya. Dia mengerti hal itu.“Ke bawah ….,” bisiknya sambil mengarahkan tanganku yang tadi ada di dadanya ke arah bawah. Dan itu membuatku melayang.Tanganku juga tidak mau kalah, seperti mempunyai mata sendiri yang bergerak mencari sasarannya. Pasti basah, karena aku merasakannya dengan tanganku. Tiba-tiba jariku seperti ditumpahi cairan hangat. Jam 9 malam. Kulirik matanya. Kulihat tebaran warna hijau ditimpali air hujan yang begitu
