Kurangkul tubuh Silvia dan aku bermain sekali lagi. Bokep mama Aku merasa tubuh Silvia menyandar ke dadaku. Lemah lembut, tapi luar biasa dahsyat,” bisik Silvia ketika mengantarku ke Stasiun Gambir. Kuremas-remas semauku, bebas. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi, tapi tidak bisa.Mungkin karena lidahku kurang keras. Awalnya saya membelai rambut Silvia dan mencium bibirnya. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi, tapi tidak bisa.Mungkin karena lidahku kurang keras. Kulihat Silvia menggelinjang seperti kesakitan.“Pelan-pelan, Yang!”, ujarnya berharap, suaranya terdengar sesak.Aku sekarang mengerti. Rambutku di tarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan.“Gimana rasanya?” tanyaku lembut dengan nada manja.Dia tidak menjawab. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak ke belakang. Nafasnya terengah-engah. Ia menuruti permintaanku dan bertanya dengan nada manja.“Aku kau apakan, sayang?”, bisiknya.Aku diam saja.
