Plok..plok..plookk…cloopps…clooppss….suara selangkangan kami beradu ditengah semakin banjirnya cairan vaginaku.“Ooooohhh…aaahhhhh…aaahhh…..aaahhh….aaaa..aaaaa….aaaahhhh…terus Riz…eennaaak”, teriakku.Aku mulai manarik-narik rambutnya, sambil sesekali kuciumi Fariz dengan brutal.“Hmmmppph..hmmmppp…aahhhh..hmmpphh…ooohhh….ohhh yyeesss..hmmmppphhhh”.Kakiku kini melingkari pinggang Fariz agar penisnya bisa masuk sedalam-dalamnya kedalam vaginaku. Nafsuku makin tak tertahan. Bokep mama “Lihat apa kamu?”, tanyaku menyadarkannya. Anyway, aku segera bangun untuk bersiap-siap. Diapun duduk disebelahku dan mulai menuang lotion ke atas punggungku. Dia makin kelihatan kebingungan. Masih kebingungan diapun masuk dan menutup pintu, matanya masih terpaku padaku. Aku pun menuju kamarku, ketika baru teringat bahwa aku lupa membawa tas yang berisi pakaian. Sial, aku lupa mengunci pintu kamar dan lupa menutup pintu kamar mandi karena sudah tidak tahan. “Mmm….”, dia terdiam. Hari ini hari Sabtu, berarti aku libur dari pekerjaanku sebagai seorang sekretaris direksi sebuah dealer mobil mewah di kawasan S, Jakarta. “Maksudnya?”.Akupun mulai berbaring dan menarik Fariz ke pelukanku.




















