Kami benar-benar canggung pagi itu. Bokep mom Dan aku menggandeng tangan mbak Intan. ” “Iya mbak, orangnya cantik, namun telah janda”, saya coba memancing. Waktu itu tengah ada sinetron.“Nggak tidur Wan? ” Ia tersenyum, “Ya telah, pijitin saja” Saya memijiti pundaknya, punggungnya, dengan pijatan yang halus, sesekali saya meraba ke bahunya.Ia menggunakan tshirt ketat. Penisku yang menegang menyembul keluar dari CD.Aku membuka resleting bajunya, kuturunkan gaunnya, saat itulah aku mendapati dua buah bukit yang ranum. Saya saksikan ke-2 anaknya telah tidur.Saya keluar dari kamar serta ke ruangan depan. Saya duduk di sampingnya.Tak tahu mengapa lagi-lagi dadaku berdebar kencang. Namun setiap kali aku bilang ke mbak Intan bahwa perasaanku serius. ”, tanyanya.“Masih belum ngantuk mbak”, jawabku. Kulumat, kujilat, kuhisap. Saya duduk di sampingnya.Tak tahu mengapa lagi-lagi dadaku berdebar kencang. Namun saya tidak meyakini apakah ia cinta juga kepadaku. Lalu ia berbaring di sofa.
