Benda lembut sebesar apel itu terasa lebih hangat.Kejantananku menegang. Bokep mama Saat ini aku merasakan puber yang sebenarnya.Saat tangan Kak Tina mencoba meraih ritsluiting celanaku, terdengar suara motor bebek memasuki halaman rumah. Aku memanggilnya Kak Tina. Kuambil Nick Carter. Nafsunya kurasa. Sepasang putingnya melesak di balik daster tipisnya. Aku yang masih bocah terus membacanya. “Atau..”, Kak Tina memandangku, lalu tersenyum lebar, “Kamu mimpi basah ya, Sapto?”. Walaupun masih terhalang oleh pakaiannya. Saat tangannya beralih meremas payudaranya, terbukalah kewanitaannya. Samar-samar, dari sinar lampu templok dapat kulihat pangkal pahanya yang tertutup celana dalam putih. Kak Tina menatapku. Kumasukkan kembali novel-novel itu. Dengan ragu-ragu, kuletakkan pula kedua tanganku di pahanya. Kak Tina nafasnya tak teratur saat membaca bagian yang menceritakan permainan cinta Marisa dengan beberapa laki-laki. Benda lembut sebesar apel itu terasa lebih hangat.Kejantananku menegang. Walaupun masih terhalang oleh pakaiannya.