Akhirnya bibir kami bertemu. Bokep mom “Kurang keatas…sakit tahu !”, suara ka Dewi terdengar memburu. Tahu-tahu aku kini berada diantara dua paha kak Dewi. Kak Dewi nampak pasrah diperlakukan seperti itu. “Jangan sampai Mamah tahu !’,
Aku hanya menatapnya, lalu tersenyum hambar. Aku terhenyak menahan nafas. Apalagi kini kami jauh dari orang tua.Rumah yang kami tempati, baru satu tahun dibeli kak Dewi. Selangkanganku kini menempel ke pahanya. Beberapa hari kemudian setelah situasi dirumah mulai terasa normal, malam itu kak Dewi diruang tengah nonton TV atau mungkin membaca majalah. tapi jangan penuh-penuh yah !”,
“Ok !”, lalu aku pergi ke ruang sebelah. Dan makin lama aku makin berani, hingga aku melakukan self service, di kamar kak Dewi, ketika tidak ada kak Dewi tentunya. Kak Dewi kelihatan protes, tapi protes kak Dewi dibalas dengan lumatan bibir kak Sinta. Aku jilat setiap inci tubuhnya, semakin kak Dewi merintih semakin aku mejilat dan menggigit.
