Dewi mulai mendesah lirih, aku tambah ritmenya. “Mas, username ama passwordnya apaan nih??” tanyanya, sambil menoleh ke aku. Bokep mama “Makasih mas, saya dipojok situ aja” dia lalu menuju bilik yang pojok, terus melepas sepatu dan duduk (bilik warnetnya lesehan semua). “ndak usah mbak.., ini bayarannya sudah sangat berlebih kok” jawabku
“Ahhh… ya udah. “ya udah…, kita beres-beres dulu yuk”
Aku melepas batangku yang mulai lemas dari memeknya, kuambil tisu untuk menahan dan membersihkan cairan disekitar memeknya. “Ahh, mbak bisa aja. Lagian kayaknya kita seumuran ya. Akhirnya lidahku dapat menjangkau memeknya, kujilat dikit-dikit dan terasa agak basah (hihihi…, agak bau keringat ya.., nggak papa). Lancang nanya.”
“Gak papa.., kalo mas sendiri?” Lhahh, dia balas nanya
“Belum mbak, pacar aja gak ada. Tanpa menunggu jawabanku tangannya menarik tangan kiriku, ditempelkan ke toketnya. Seluruh badanku lemas serasa tak bertulang. Shitt. Lagian kayaknya kita seumuran ya. Setelah duduk, dia membuka jaket, ternyata dibalik jaketnya dia memakai seragam polisi, pangkatnya Segitiga
