Suara pletakpletok mendekat.Ayo tengkurap..! Bokep mama Sekarang sudahlebih lancar. Sial. Oh.., aku hanya dapat menunduk,melihat kakinya yang bergerak ke sana ke mari diruangan sempit itu. Aku tiduran sambil baca majalahyang tergeletak di rak samping tempat tidur kecil itu.Sekenanya saja kubuka halaman majalah.Tunggu ya..! katanya lagi seperti iri padaWien.Aku mengambil pakaianku. Lagi pula percuma,tadi saja di angkot aku kalah lawan kancing. Daripada suntuk diam di rumah, tadimalam aku menyelesaikan kerjaan yang masihmenumpuk. Kaki disandarkan didinding. katanya manja lalu melepaskansergapanku.Masih sepi ini..! Sial. Makin lama suarasepatu itu seperti mengutukku bukan berbunyi pletakpelok lagi, tapi bodoh, bodoh, bodoh sampai suara ituhilang.Aku hanya mendengus. Si Junior sudahmengeras. Lihat saja ia sudah separuh berlutut mengarahpada Junior. Aku tidak menjepit tubuhnya.Tapi kakiku saja yang seperti memagari tubuhnya. Apakah suarakumengganggu ketenangan mereka?Pelanpelan suaranya kan bisa Dek, sang supirmenggerutu sambil memberikan kembalian.Aku membalik arah lalu berjalan cepat, penuh semangat.Satu dua, satu dua.
