Apa lagi yang dapat menghalangiku menyetubuhi si pantat besar ini?Fenny menurunkan kepalanya hingga bertumpu ke bantal. “Tugasku sudah selesai. Bokep mom Dadanya terasa empuk menempel di dadaku.Tanganku melingkari pinggulnya dan meraih pantatnya yang besar itu. “Aku setuju”, sahut Dewi.“Sahabat sejati selalu memberikan yang terbaik kepada para sahabatnya. Bongkahan-bongkahan pantat keduanya yang montok dan padat itu kini menjadi sasaran remasan tanganku. Sebentar lagi pasti giliranku.” Rupanya ia mengobrol dengan Mei dan Yen lewat telepon.Rasa bangga menjalari kepalaku mendengar ucapan Dewi itu. Kita saling membagi rasa nikmat hubungan kelamin. Tidak terasa, kemaluanku bergerak-gerak dalam celanaku, seakan-akan sudah tidak sabar menantikan saat-saat nikmat bersatu dengan Dewi dan Fenny yang cantik dan bahenol itu.Jumat sore. Aku tersenyum bangga, bisa menikmati tubuh wanita secantik dan semontok Dewi.Ketika aku dengan hati puas menikmati ekspresi penuh kenikmatan wajah Dewi, di saat itulah ciuman bibir Fenny mendarat di belakangku, tepat di atas pantatku.




















