Dan cukup keras untuk membuat aku serasa melayang ke awang awing. Bokep mama Setelah kurasakan tak ada semprotan lagi, aku segera mendorong tubuhnya sampai penisnya terlepas dari jepitan liang vaginaku, dan buru buru aku berkata, ”To, cepat sini…”. harus… sekolah….”.Mereka tertawa, dan Suwito berkata, “Tenang non Eliza, cuma satu ronde kok. Kalau tiap pagi sarapan sex seperti ini, bagaimana aku konsentrasi di sekolah? Kalau begini mah, bayaran gak naik juga kita betah lho Non kerja sampai tua di sini”.Mereka tertawa senang sementara aku yang antara malu bercampur terangsang, tak bisa menanggapi gurauan mereka, karena Wawan sudah melanjutkan pompaan penisnya yang sekeras batangan besi itu, membuatku menggeliat dan melenguh dalam pelukannya. Tapi aku tak kuasa menolak kenikmatan ini, dan pasrah saja mengikuti kemauan Wawan. Tetap saja ada rasa sakit yang melanda vaginaku, karena ukuran penis pak Arifin sangat besar. Rasanya aku tidak mengidap penyakit asma. Masa aku lagi tidur kamu ajak beginian.Nggak sopan tahu!




















