Sini” Lalu sambil meneruskan aksinya, tangan kanannya meraih senjataku yang mulai bertuah lagi, lalu mengocoknya dengan ritme yang sama dengan tusukan-tusukan pedangnya. Aku terus berusaha memasukkan batanganku ke lubangnya, sementara mukanya meringis menahan sakit sambil menggoyang-goyang badannya karena meronta.“Udah, tenang aja, entar lagi kamu keenakan”Lalu, bles! Bokep mama Sejak kamu nolak aku, aku benar-benar merasa nggak ada gunanya hidup. Awalnya ia agak meronta, tapi aku tidak mau melepasnya sehingga dia diam saja. Aku ke sana saat malam hari dengan seorang temanku dengan membawa apa saja yang kuperlukan. Emang dari dulu kau tuh pelit dan egois!”Lalu aku meletakkan dua buah bantal di bawah tubuhnya sehingga tubuhnya agak terangkat ke atas, dan aku mendekap mulutnya dengan ban pinggang karatenya yang kudapatkan di gantungan.