Yo, teruss.. Hmm? Bokep mama rintihnya sambil berpegangan erat pada tepi meja saat kupaksa anuku masuk lebih dalam lagi. Ia membalas pelukanku dan menyambut bibirku. Maksudmu? Tanti menghela nafas dan menatapku luruslurus. Berada dalam tindihan tubuhku, Anita begitu penurut dan mesra. Kudatangi mejanya. Tiap kali kuayun panggulku agar tongkatku masuk lebih dalam, terowongan yang tersembunyi di balik hutan kecil itu melawan habishabisan. Asal janji nggak main cakar, perih nih.. Chic? Nggak lah. Kukecup dahinya. Ah, seandainya ia juga begini saat kami mengolah iklan. tanyanya. Tanti menyambut ujung kemaluanku dengan mulutnya sementara paha dan pantatku habis diremasinya. Makin kugoyang, makin sempit saja rasanya. Tapi boleh dong aku tahu, aku ini nomer berapamu? Sakit nggak? Si kecil langsung menegang penuh. Ia diam. tolaknya. Hangat nafasnya menyapu wajahku. rengeknya sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggamanku. Please, pintaku. Dinding keramik ruang kerja kami memantulkan bayangan tubuh kami yang saling merapat, persis seperti lambang YinYang.
