Pelan dia menurunkan jeans-nya, tinggal CD yang menempel dengan siluet penis menyamping. Tangannya memegang bahuku pelan. Bokep mama “Oke,” jawabku, “Mas duluan ok..!”
Dia menatapku tajam sambil berlutut, membuka reslueting celana jeans-nya pelan hingga terlihat CD yang membalut penisnya yang sudah menegang. Kuputuskan untuk main ke sekretariat Mapala di kampusku yang biasanya ada yang menunggu 24 jam. Pelan dia membuka CD-nya, kulihat penisya coklat menegang hebat. Aku bukan anggota, tapi kenal beberapa orang. Dia berhenti setelah semua penisnya masuk dan mencumbu leherku yang mendongak, aku masih merasa nyeri. Kutatap matanya tajam sambil tanganku membuka kancing kemejanya satu persatu. “Impas kan, punya Mas juga kecil,”
“Enak aja, mau liat..?!” tantangnya. “Nggak, lagi boring ketemu dia terus.”
“Lo kok..? Sebelum klimaks, lagi-lagi kami ganti posisi, Mas Putra gantian menindihku dengan gaya konvensional. Akhirnya dia menarik CD-ku, aku membantu dengan mengangkat pantat. Baju kaosku direnggut dari kepala, begitu juga dengan bra. Sepi.., hanya ada kami berdua di bibir jurang.
