“Chie, jangan!”
Chie mendesah. Bokep mama Jadi kami memutuskan untuk fair-play. Kini semua rangkaian cerita sudah lengkap.Akulah Ray. Namun sebuah tepukan di pundakku membuka mataku. Ah, Chie. Benarkah? Itukah sebabnya kamu diam saja mendengar selorohanku tempo hari? “Dasar! Air mata mulai membasahi dadaku yang terbuka. Aku tak ingin mendengarnya. Dan aku masih sering menghubunginya. “Hah? “Aku besok ujian, Chie.”
Kulihat jam dinding yang menunjukkan pukul 23.30 malam. Ray, pemuja kasih dan seorang pecinta. Karena bagiku Chie tak lebih dari sekedar bunga mawar yang jingga di antara kumpulan bunga-bunga mawar merah di kebunku. Pahit dan menyenangkan. Membuatku salah tingkah dengan kegelianku sendiri. Hahahaha…”
Tapi Chie hanya terdiam, memeluk kedua lututnya. Sesaat setelah percintaan itu, aku mulai bisa menebak berkas-berkas fakta yang sebelumnya terasa begitu gamang.
