Setelah masuk setengah, kudiamkan sejenak untuk memberi waktu vagina Ika menyesuaikan dengan batang penisku, kulihat Ika menatapku, “Kenapa berhenti mas? Bokep mama “Kenapa mbak, kok marah-marah?” tanyaku padanya. Satu kata yang membawaku melarikan motor kesayanganku membelah dinginnya malam bulan Agustus, menuju ke pusat keramaian kota Yogyakarta, Maliboro. Ika hanya mengangguk lemah.Sejak itu sesuai dengan janjiku, aku selalu mengunjunginya dan kami masih berhubungan intim terus, bila tidak di kostanku ya di kostnya Ika. Wanita itu menengadah, terlihat air mata yang masih mengalir dari kedua boal matanya. Kutangkap tangan lembut itu, kugenggam mesra sambil bertanya “Trus kita mau ke mana cah ayu?” Ditundukkannya wajahnya “Terserah mas aja lah. Nanti ada yang marah? Sebetulnya bukan warung, lebih mirip gerobak dorong makanan yang terparkir di pinggir jalan seberang toko Ramai Malioboro. aku dah mulai merasa enak kok rasanya” kata Ika sedikit protes atas perbuatanku. Sampai suatu saat dia bilang kalau dilamar oleh cowoknya yang dulu, dimana cowoknya
