Ditatapnya mataku sambil memegang bahu. Bokep mama Pelan-pelan Mas Putra mulai mencium ubun-ubunku. Aku tertawa, walaupun ingin juga. Aku memeluk bahunya. Dia paling suka panjat tebing, dan aku sudah pernah melihat dia mandi di pantai. Kutidurkan badannya, dan aku di atas. “Nggak juga, dia malah nggak bisa ngapa-ngapain, kalo dicium diem aja, kalo udah mo ngebuka bajunya, dia langsung berontak.” kulihat sorot mata kesal. Kutatap matanya tajam sambil tanganku membuka kancing kemejanya satu persatu. Direbahkannya tubuhku di sleeping bag yang digelar. Kemudian dia mengecup payudaraku pelan, mengulum. Pelan dia menurunkan CD-nya, memperlihatkan kepala penisnya yang coklat, kemudian batangnya yang lumayan besar untuk ukuran orang Indonesia. Kami saling bertatapan lama. “Emang napa sih, dia nggak bisa muasin yah..?” tanyaku sambil tertawa terbahak-bahak.
