Di usianya yang ke sebelas tahun, Mbak Sekar tampak tumbuh pesat melebihi teman sebayanya. Bokep mom Setiap saat hampir dia yang selau ada di dekatku, menyuapi aku makan, mengajakku bermain atau memandikanku. Tentu saja aku jadi bingung melihat ia membisu seribu bahasa. Yang pasti, aku nggak ingin ini terjadi, nggak ingin. Benar dugaanku, Mbak Sekar, segera beringsut menggapai tubuhku yang memang kurasa agak mulai merinding terserang hawa dingin. Padamuu” kata salah seorang dari mereka sembari membuat isyarat berbentuk daun waru dengan kedua tangannya. Dulunya, ia bekas istri seorang Ambtenaar, makanya masih sering menunjukkan prilaku layaknya pejabat. Dengan gontai ia berjalan memunggungi aku, tak berusaha merebut kain sumpal kutang nya. Meski hampir sepenuhnya terbuka, akibat insiden tadi, terus terang aku tidak bisa melihat dengan jelas. Aku sendiri sebenarnya sudah agak mengantuk, tapi, demi sesuatu yang bisa bikin aku panas dingin, aku rela menunggu. Mula-mula, kakiku kugeser menindih betis nya.




















