Kami masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Tangannya sudah mengembara ke selangkanganku, meremas, mengurut dan mengocoknya. Bokep mama Biarin aja orang mau ngomong apapun, nggak efek bagiku. Kami berjalan menuju hotel dekat tempat kami makan tadi. Matanya terbuka lebar, tangannya mencakar punggungku, mulutnya menggigit dadaku sampai merah. Yuni melenguh panjang.Sesaat kemudian.., “Sekarang Yun. Tangannya dengan cekatan mempreteli baju kemudian celana dan sekaligus celana dalamku. Mana payungnya, kok nggak dibawa?” jawabnya.“Ah, hari panas gini kok”.“Baru pulang Yul?”“Namaku Yuni, bukan Yuli”.“Kemarin Yuli, sekarang Yuni besok apa lagi,” olokku.“Kamu aja yang budi, dari dulu juga namaku Yuni, kadang juga dipangil Ike”.Dari tadi suaranya datar, cenderung ketus. Akupun kemudian melepas pakaianku dan berbaring di sampingnya.“Mas ini orang mana sih, kok bulunya banyak sekali?” tanyanya.“Jawa asli 100%,” kataku.“Ada turunan Arab atau India kali ya?” selidiknya lagi seperti tak percaya dengan jawabanku.“Kamu kerja di mana Yun?”“Di Pasar Minggu”.“Kok mau ke Grogol lewat sini?”“Iya, sekaligus mampir tempat bapakku




















