Akupun bergegas menghabiskan sisa makananku.“Kak, maafin Tedy yah !”, kataku sambil meletakan gelas yang airnya habis kuteguk.Kak Dewi tak bersuara, tapi matanya menatapku, penuh keheranan dan tanda tanya, atau mungkin tatapan apa itu artinya.Entahlah.Beberapa hari kemudian setelah situasi dirumah mulai terasa normal, malam itu kak Dewi diruang tengah nonton TV atau mungkin membaca majalah. Bokep mom Terlentang. Pandanganya mengarah kepadaku, yang kini juga menatapnya.“Kak Sinta… !”, kataku. Ah…….! Sampai kemudian kak Dewi menarik kepalaku.“Sudah-sudah ! Lama sekali mereka saling pandang dan saling tersenyum. Agak ngilu terganjal ujung bantal guling, sehingga perlu kuluruskan.Kak Dewi benar-benar beraksi, ia menciumi dan melahap payudara kak Sinta. Aku bergerak lebih keatas. tapi jangan penuh-penuh yah !”,“Ok !”, lalu aku pergi ke ruang sebelah.




















