“Tolong ambilin di saku celanaku.”
“Saya bawa kok Mas.”
Dengan terampil dia memasangkan kondom di penisku. Bulat indah, tak ada tanda-tanda turun walaupun sudah tentu sering dijamah orang. Bokep mama Sampai di ujung lorong, dia berhenti di depan jendela kaca nako. Tanpa malu-malu Yeni melepas gaun dan kemudian bra-nya. “Bukain,” Aku balik memerintah. “Bagus engga cewenya?” tanyaku. Pandangan Yeni sekilas ke penisku yang mengacung tegang. Lalu… hup! “Bukain,” Aku balik memerintah. Tapi hanya beberap detik. “Pake kondom ya Mas.”
Maksudku juga begitu. “Entar deh …”
“Si Anu pijitnya enak, Si Itu servicenya jago, Si Ini mainnya yahut ….” katanya berpromosi. Buah dadanya memang bulat dan besar. Aku tambah yakin, dadanya benar-benar “menjanjikan”. “Gak ah, takut. Yeni menggoyang tubuh atasnya bak penari salsa.Inilah sebabnya mengapa kawanku menyarankan agar Aku memilih yang berdada besar.