Eksanti menatapku sendu lalu mengangguk pelan sebelum memejamkan matanya. Bokep mama “Mas ini mau nyari Mas Yoga atau..”, kata-katanya terputus tapi aku bisa menerjemahkan kelanjutan kalimatnya dari senyuman di bibirnya. Aku menatap wajahnya lagi. Aku membuka telapak tanganku, sehingga jempolku bisa menggapai permukaan dadanya sambil tetap membelai lembut pangkal lengannya. Bukit-bukit di dada Eksanti naik turun seiring dengan desah nafasnya yang memburu. Berulang kali mulutnya mengeluarkan kata-kata, “aduh..occhh..”, yang diucapkan terputus-putus. Bibirnya yang dipoles warna merah menambah sensual bentuknya yang tipis dan memang sangat indah itu. Kejantananku menjadi tegang memandang semua keindahannya, ditambah dengan khayalanku dulu, ketika aku memiliki kesempatan membelai-belai lembut kedua pangkal pahanya itu.Kemudian Eksanti duduk di sampingku. Bagiku berpaducinta adalah kesepakatan, sepakat berdasarkan kesadaran tanpa adanya unsur pemaksaan. Tanggal berapa tepatnya aku sudah lupa. dan lagi.. Aku lalu merangkul tubuhnya dan membaringkan tubuhnya di atas kasur. Tangannya turun menangkap batang kejantananku.
