Tapi.. Menjelang fajar seperti ini, ternyata, bukan aku saja yang terserang kantuk, tak terkecuali Nenek!Kewaspadaannya mulai menurun, karena ketika kuamati, gerakan tangannya makin lama semakin lambat, bahkan sesekali, dengkurnya mulai terdengar, meski hanya seperti suara pipa tersapu angin, karena gigi nenek memang telah habis.Untuk memastikan sejauh mana kepekaannya, aku, sedikit demi sedikit menggeser posisi tubuhku mendekati tubuhnya. Bokep mama Biang keladinya tentu saja sinar lampu teplok yang tak seterang lampu jaman Sekarang. Tapi meski dengan susah payah, misiku berhasil. Sementara Nenek, rupanya belum ada keinginan melanjutkan aksinya. Biasanya saat-saat seperti itu adalah saat favoritku. Perlahan.. Aku berlari berputar-putar di bilik kamarnya, menghindari sergapan kakakku. Ternyata tak mudah ‘mengencingkan diri’ bila memang tak ingin buang air kecil. Meski telah sangat pelan aku menaiki tempat tidur tersebut, tak urung, pendengaran nenek yang masih sepeka Radar, mampu mendeteksi kedatanganku. Benar-benar sebuah perjuangan yang layak di kenang! Pertama-tama tentu saja aku berusaha ke kamar mandi guna memaksa
