Tamu tersebar di dalam rumah, di pendopo juga di kebun yang luas dan asri ini. Bokep mom Pada bulan-bulan musim pesta pernikahan macam ini hampir setiap malam aku bersama istriku selalu menyempatkan untuk hadir. Kami berpagut bertukar lidah dan ludah. “Ya, mass…”
“Yaa… aku sedang di dapur ketemu ibu-ibu. Ibu ini tanpa ba bi bu, dengan piring makannya langsung mengekor aku mencari kursi kosong di taman. Bisa bebas menyantap yang ‘enak-enak’?”
Rupanya ibu ini kembali gencar memojokkan aku. Kami berpagut bertukar lidah dan ludah. Dalam keremangan kebun itu kami cukup bebas saling sentuh dan remas. Dengan jeritan kecil dia menyertai amblasnya ku ditelan gatalnya itu. “Mass.. Kulihat bibirnya termonyong-monyong penuh dengan batang kerasku. “Ahh.. N’tar dibunuh sama suamiku lho,” kelakarnya. Tak ayal lagi, langsung disambutnya ku. Jeng..?”
“Yaa ituu… lihat saja, banyak yang ‘enak-enak’ khan?” sambil tangannya dan matanya mengarahkan aku ke audience, para tetamu wanita yang rata-rata malam itu memang nampak cantik-cantik dan ‘enak’ tentunya.




















